This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 13 Juli 2012

mengenal joki 3 in 1 lewat pengalaman seseorang

JAKARTA - Nani  (35), berlari-lari kecil menghampiri mobil yang perlahan menepi di Jalan Asia-Afrika yang menuju Jalan Jenderal Surdirman. Tanpa dikomando, dia membuka pintu belakang, duduk manis, lalu mengucapkan selamat pagi kepada pemilik mobil dan sopirnya. Wusshhh…! mobil pun melenggang ke arah Sudirman dengan aman.

Beberapa menit kemudian, mobil menepi kembali saat akan keluar dari Jalan Sudirman. Nani bergegas keluar setelah menyamber imbalan Rp20.000 dari pemilik mobil.

Nani hanyalah satu dari ratusan joki 3 in 1 di Jakarta. Saban hari tiap pukul 07.00-10.00 dan sore pukul 16.00 sampai 19.00, dia berdiri di Jalan Asia Afrika menawarkan jasa kepada pengendara mobil yang hendak melewati jalan Sudirman.

Nani dan teman-temannya dibutuhkan pemilik mobil untuk menyiasati Keputusan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 4104/2003 tanggal 23 Desember tahun 2003 tentang Penetapan Kawasan Pengendalian Lalu Lintas Dan Kewajiban Mengangkut Paling Sedikit 3 Orang Penumpang Per Kendaraan Pada Ruas-Ruas Jalan Tertentu di Provinsi DKI Jakarta.

Aturan tersebut melarang mobil dengan penumpang kurang dari 3 orang melewati Jalan Sudirman, Jalan Gatot Subroto, dan Jalan MH Thamrin pada jam sibuk tiap pukul 07.00-10.00 dan 16.30-19.00, kecuali hari libur, Sabtu dan Minggu. Tujuannya untuk mengurangi volume kendaraan agar kemacetan di Jakarta bisa berkurang. Tapi, implementasinya di lapangan tak seperti yang diharapkan pemerintah, karena nyatanya pemilik mobil memilih menyiasati aturan daripada beralih ke transportasi massal.

Seiring dengan munculnya permintaan timbul pula penawasan jasa dari orang-orang seperti Nani yang disebut sebagai joki 3 ini one. Setelah 4 tahun menjadi joki, pernah hampir diperkosa, Nani tetap setia menekui pekerjaan ini.

Wanita yang dulu bekerja sebagai cleaning service di perkantoran Jalan Sudirman itu beralih menjadi joki 3 in 1 karena terkena PHK. “Mending jadi joki aja mbak, cuma berdiri di pinggir jalan terus naik mobil dapat duit lumayan, kan enggak semua orang punya niat jahat, ada juga yang baik,” katanya, Senin (16/4/2012).

Joki 3 in 1 memang dianggap lebih baik ketimbang menjadi pemulung, pencopet atau bahkan penjaga toko sekali pun, karena penghasilan mereka rata-rata Rp80.000 per hari. Jika bisa bekerja tiap hari, mereka bisa memperoleh  pendapatan di atas Rp1.500.000 atau lebih tinggi dari upah minimum provinsi Jakarta sekira Rp1.600.000.

Sakti (27), seorang pengendara mobil yang kerap melintasi Jalan Sudirman mengatakan keberadaan joki dengan sendirinya telah membuat peraturan 3 in 1 tidak efektif. Dia berharap, pemerintah provinsi Jakarta bisa menemukan solusi yang lebih jitu.

“Bagaimana mau berkurang jumlah mobil yang melintasi jalur protokol? dibuat 3 in 1 juga ada jokinya,” katanya.

Dia juga berharap pemimpin Jakarta ke depan bisa menekan jumlah kendaraan yang seliweran di jalan. Joki 3 in 1 merupakan cermin dari kebijakan yang tidak menyentuh akar persoalan dan hanya menciptakan masalah baru.

sumber by : http://jakarta.okezone.com/read/2012/04/16/500/612378/pendapatan-joki-3-in-1-lebih-tinggi-daripada-ump-jakarta